Rabu, 20 Maret 2019

Membangkitkan Kesadaran Pelaku UMKM Akan Untungnya Industri 4.0


Industri 4.0 saat ini sudah banyak di implementasikan di seluruh dunia termasuk pelaku dari Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM). Di Indonesia penggunaan industri 4.0 masih minim serta memiliki alasan mengapa masih menjalankan bisnis secara konvensional. Ada 3 poin alasan yang menurut saya mengapa mereka masih menjalankan bisnisnya secara konvensional.

Pendekatan pemasaran secara offline adalah prioritas utama.

Merupakan hal wajar apabila pemasaran secara offline lebih menjual ketimbang berjualan secara online. Sebab, Implementasi penggunaan teknologi informasi per-setiap individu masyarakat indonesia masih belum tercakup semua. Salah satu faktonya yakni edukasi terhadap masyarakat tentang teknologi informasi dan infrastruktur komunikasi yang masih minim dan belum mencakup ke seluruh daerah indonesia.

Mengacaukan proses bisnis yang sudah berjalan bertahun-tahun.

Kekhawatiran para pelaku usaha untuk tidak ikut andil dalam industri 4.0 yakni mengacaukan proses bisnis yang telah lama dijalankan. Suatu kewajaran jika hal tersebut memang terjadi saat ini, Misalkan pekerjaan produksi digantikan dengan robot tentu akan mengubah SOP serta perhitungan yang berdampak pada eksternal dan internal dari perusahaan.

Kekhawatiran akan perubahan yang signifikan terhadap penjualan hingga mematikan bisnis. 

Perubahan signifikan disini akan menentukan "Apakah dengan memasukkan industri 4.0 ke dalam proses bisnis dapat memberikan dampak yang signifikan bagi UMKM dari proses produksi hingga pemasaran?" Ketakutan/kekhawatiran ini disebabkan karena masih tingginya biaya investasi untuk penerapan industri 4.0 serta keterampilan para pekerja yang membutuhkan edukasi mengenai penerapan industri 4.0. 

Hal yang paling buruk adalah dapat mematikan bisnis itu sendiri? Mengapa bisa demikian? Ini adalah "Investasi teknologi" disini key decision perlu dengan pemikiran yang matang apakah penerapan industri 4.0 akan tepat sasaran terhadap bisnis yang dijalankan, Sebab investasi yang tepat sasaran akan memberikan hasil short-term atau long-term.


Pembahasan :

Poin 1. Namun tidak akan lama lagi pendekatan pemasaran secara offline akan mulai ditinggalkan sebab persentase pendekatan secara online mulai meningkat dan bahkan dapat mengalahkan pendekatan pemsaran secara offline kedepannya, Salah satu bukti yang signifikan adalah bagaimana perusahaan gojek yang memanfaatkan penuh industri 4.0 dapat mengalahkan perusahaan konvesional taksi indonesia.

Poin 2. Dengan datanya industri 4.0 tidaklah mengubah stuktur proses bisnis secara signifkan, Anggapan pelaku usaha konvesional bisa saja berpikir bahwa dengan masuknya industri 4.0 maka akan mengubah tahapan proses bisnis dan akan menambah biaya yang besar, Sebab anggapan masyarakat bahwa yang bersifat "teknologi" butuh biaya yang besar serta maintenance yang mahal dan sulit untuk dijalankan.

Wajar saja jika berpikir seperti itu, Tetapi kembali lagi dampak yang dihasilkan, Penambahan biaya yang besar/cost yang besar akan memberikan efesiensi dan efektif dalam proses bisnis yang dijalankan. Salah satu contoh penerapan teknologi industri 4.0 adalah AI (artificial intelligence) dapat memantau produk-produk yang layak untuk dipasarkan selama proses produksi. Menggantikan para pekerja yang secara konvensional membutuhkan cost yang secara rutin (Penggajian x besarnya para pekerja).

Dengan kata lain, Robotlah yang menggantikan posisi manusia dalam menjalankan proses produksi. Bagi perusahaan pasti sangat menguntungkan karena dapat di operasikan tanpa batas waktu dan lebih efektif dan efesien namun bagaimana dengan lapangan pekerjaan yang mulai berkurang akibat datangnya robot-robot industri 4.0? Akan saya jawab setelah membahas poin no 3.

Poin 3.  Disinilah peran pemerintah bagaimana membawa para pelaku UMKM dapat mengerti apa itu industri 4.0. Kekhawatiran para pelaku UMKM terhadap teknologi baru dipicu oleh karena barunya hadir di indonesia. Sedangkan di luar negeri sedang gencarnya penggunaan teknologi industri 4.0 bagi pelaku SME.

Tidak hanya sekedar meng-edukasi para pelaku UMKM mengenai idustri 4.0 namun justru membantu para pelaku UMKM dari segi permodalan untuk investasi teknologi baru yang akan diterapkan. Maka perlunya dibuat inkubasi-inkubasi bisnis teknologi yang dapat menciptakan inovasi-inovasi baru bagi para pelaku UMKM.

Menjawab tambahan poin no 2, Bagaimana dengan nasib para pekerja? Jawabannya adalah justru dengan hadirnya industri 4.0 para pekerja tetap berada di proses bisnis tersebut berkolaborasi dengan robot-robot teknologi. Loh mengapa bisa begitu, Bukankah tenaga robot sudah bisa memproduksi sendiri proses bisnis yang telah berjalan?.

Jawabannya, Ya bisa. Namun, Robot tetaplah buatan produk manusia yang memiliki kesalahan suatu waktu. Disinilah peran dari para pekerja manusia untuk ikut serta dalam pembelajaran bagaimana mengoperasikan robot itu sendiri hingga memantau kinerja suatu robot serta maintanencenya.

Disini para pekerja akan dilakukan edukasi untuk naik ke level atas sebagai pihak yang memantau pekerjaaan robot-robot di industri produksi. Naiknya level dan keterampilan para pekerja tentu menaikkan kesejahteraan para pekerja sebab apa yang dihasilkan dari teknologi industri 4.0 akan memberikan dampak signifikan terhadap ROI serta hasil keuntungan secara garis besar meningkat dibanding penggunaan produksi berbasis konvensional.

Lalu yang menjadi pertanyaan apa bukti konkret bahwa industri 4.0 dapat membawa perubahan signifikan bagi para UMKM? Kita lihat saja pada industri makanan sekarang di asia.  Sudah banyak kita lihat makanan-makanan yang unik dan berbeda-beda dan bahkan makanan khas luar negeri kini telah memasuki indonesia.

Potensi apa yang bisa didapat jika kita meng-aplikasikan industri 4.0? Dengan begitu, Indonesia juga dapat memasarkan produk makanan khasnya hingga keluar negeri dengan platform digital. Saat ini platform digital sudah banyak dipakai di asia khususnya singapura. Dengan kemampuan digital inilah kita dapat memasarkan produk-produk dengan pangsa pasar yang lebih luas dan secara otomatis meningkatkan laba yang didapat.

Dibanding dengan konvensional yang ruang pangsa pasarnya hanya disitu saja serta laba yang didapat juga stagnan dan tidak ada kenaikan yang signifikan. Terlebih trend pangan ini selalu berubah-berubah bagi para konsumen. Maka perlunya platform digital ini dapat memantau apa keinginan masyarakat selanjutnya sehingga tidak stagnan disitu saja.

Tertarik menerapkan industri 4.0?

Langkah pertama bagi para pelaku UMKM adalah bertemu dengan para konsultan yang handal dibidang digitalisasi. Dampak dan apa saja yang perlu dibenahi pada bisnis konvensional ketika penerapan industri 4.0 dapat memberikan efek positif. Tidak semua bisnis UMKM perlu menggunakan industri 4.0 untuk saat ini, Namun ada juga yang sangat perlu agar tetap dapat bersaing di era revolusi industri 4.0.

Lalu, Bagaimana dengan keamanan dalam menerapkan industri 4.0? Mengingat keamanan dunia cyber internet memang rentan terhadap pembobolan oleh para hacker. Maka ini menjadi ketakutan tersendiri bagi para pelaku UMKM yang menaruh seluruh data informasi penting salah satunya catatan keuangan dalam proses bisnisnya. Salah satu solusinya bisa menerapkan blockchain yang dapat menjaga transaksi keuangan yang dikelola secara aman dan terjaga. Mengingat berbagi informasi antara satu accounting ke accounting lain melalui via internet haruslah terjaga secara ketat dan rahasia.


0 komentar:

Posting Komentar

Tidak Menerima SPAM,JUNK,OR SARA Tetapi Menerima Kritik yang membangun,Saran,dan Pujian yang tak hanya 1 kata atau 2 kata seperti (Infonya bagus). Komentar anda mewakili kepribadian anda dalam ber interaksi :)